Minggu, 15 Februari 2009

Saran-Saran

Navigation bar

What’s New?
Apa saran anda bagi orangtua remaja generasi milenium?






Teens. Illustration copyrighted. Orangtua para remaja milenium (yaitu anak-anak yang lahir pada dan setelah thn 1982) sangat kebingungan. Para ibu dan ayah tersebut telah memberikan waktu dan perhatian lebih besar bagi anak-anak mereka daripada yg pernah mereka dapatkan dulu, namun tampaknya usaha-usaha tersebut tidak dihargai. Adalah benar mengatakan setiap generasi orangtua tidak merasa nyaman dengan keberadaan anak remaja mereka. Khususnya pada masa sekarang, anggapan itu terasa lebih mengena. Secara umum, upaya yang dilakukan para orangtua sepadan dengan perubahan yang terjadi dari paska kristenisme ke paska modernisme sekarang. Orang tua kita dulu mungkin merasa aneh melihat Elvis dan Beatles, Debby Boone atau Andy Gibb, tapi orangtua sekarang sungguh tidak dapat mengerti bagaimana remaja2 mereka begitu gampang terhibur tapi juga cepat bosan, menerima begitu banyak informasi tapi tetap tidak bijaksana, begitu dimanja tapi tidak dapat diberi kepercayaan.


This article is also available in English: What advice do you give for parents of teens from the Millennial generation? English Answer
Berikut adalah delapan pedoman utama menjadi orangtua remaja generasi milenium:
  1. Kenali diri anda. Mintalah tanggapan mengenai sikap tegas maupun kasih sayang yg anda tunjukkan pada anak-anak. Cari tahu apakah anda atau pasangan anda cenderung over protektif atau permisif. Mengenali diri sendiri dapat menjadi tolok ukur bagaimana memperlakukan anak-anak serta perubahan apa yg mungkin perlu anda lakukan. Tidak pernah ada kata terlambat untuk berubah.

  2. Libatkan mereka terus menerus. Pelajari sedapat mungkin lingkungan mereka dan sediakan waktu bercakap-cakap. Pembicaraan bermutu kadang memang dapat direncanakan, namun seringkali pembicaraan yg tidak direncanakanlah yg berhasil mempererat hubungan dari hati ke hati. Carilah saat-saat tersebut. Berdoalah agar Tuhan membuka mata anda agar dapat mengenalinya. Baseball mit and bat. Illustration copyrighted.Pasti ada saatnya, hanya kadang kita yang tidak tahu. Saat perjalanan pulang sehabis nonton bola, waktu mau pergi pinjam film, menyiapkan makan malam di dapur, ataupun pada kejadian sehari-hari lumrah lainnya. Tuhan pasti membuka jendela hati seseorang jika saja kita mau mencarinya.

  3. Mendengarkan. Jika anda memakai waktu hanya untuk mengomel, anda tidak akan pernah ketemu saat yg tepat bahkan sampai abad berikutnya. Bertanyalah. Hindari menghakimi atau mengkoreksi. Dengarkanlah. Anak-anak memperhatikan ekspresi mata dan mencocokkannya dgn nada suara anda untuk mengetahui apakah keduanya sejalan. Jika anda berkata mau mendengar namun nada suara anda menghakimi, pintupun akan ditutup rapat-rapat.

  4. Bertanyalah. Jangan langsung masuk pada pokok persoalan, apalagi memberi nasihat-nasihat bijaksana; sekalipun anda benar. Tahan lidah anda dan tanyakan beberapa hal. Ingat, menjalin hubungan dengan anak remaja anda lebih penting dari memaksakan pendapat pada mereka. Dekati anak anda perlahan-perlahan.

  5. Perjelas apa yang telah diutarakan. Anda mungkin perlu memperjelas bentuk pertanyaan seperti:
    • "Gimana perasaan kamu saat itu?"
    • "Terus, apa yang terjadi?"
    • "Waktu dia bilang begitu, gimana ya perasaannya?"
    • "Kamu bilang gitu kan?"

    Keys. Illustration copyrighted.
  6. Berikan cara-cara membuat keputusan. Jangan penuhi remaja anda dengan segala macam tehnik manajemen, walau mereka mungkin sedang membuat perubahan besar dalam hidup anda. Gunakan pendekatan lewat pintu belakang. Temukan saat yang tepat, lalu ajukan satu dua pertanyaan hingga remaja anda mampu merencanakan sesuatu dengan lebih baik. Jika kelihatannya berhasil, anda dapat membuka pintu kedua, katakan kalau anda mengetahui tehnik tertentu yang dapat menjadikannya lebih efektif. Tapi jangan dipaksa! Biarkan remaja anda ingin tahu lebih. Sedikit demi sedikit, ajari mereka untuk merencanakan, membuat prioritas dan menjadwalkan waktu guna mencapai tujuan2 mereka. Bicarakan konsekwensi2 untuk mendorong remaja anda mengenali lebih jauh apa yang ia capai. Jika mereka tahu bahwa keputusan yang baik menjadikan mereka lebih bahagia dan efektif, mereka akan terus termotivasi untuk memakai cara2 tersebut. Tentunya, penggunaan tehnik-tehnik itu semakin mendalam seiring bertumbuhnya rasa tanggung jawab. Jika remaja dibebani rasa tanggung jawab, mereka pasti dapat lebih menerima dan dewasa. Pada setiap langkah, selalu tekankan upaya maupun kemajuan-kemajuan yang perlu dicapai.

  7. Terapkan kehidupan spritual di rumah. Ciptakan kebiasaan dalam keluarga untuk mempercakapkan, merasakan dan mengenali hadirat maupun pemeliharaan Tuhan. Anda dapat menjadikannya bagian dari percakapan makan malam atau mungkin pembicaraan hari minggu sebelum berangkat ke gereja. Anda bisa berkata "Mari kita lihat bagaimana campur tangan Tuhan pada kehidupan kita sepanjang minggu ini". Hal ini juga dapat membantu anda semua berkonsentrasi pada Tuhan maupun firmanNya dalam ibadah hari itu. Saat-saat yang tidak terencana dapat menjadi saat terbaik untuk menanamkan hal spiritual. Saat anda membicarakan hal mana yang penting atau tidak penting dalam hidup, biasakanlah mencari pertolongan Tuhan dalam segala hal. Anda akan terkejut dengan kemurahan, kasih, dan ketetapan-ketetapan-Nya seperti anda belum pernah menerimanya.

  8. Hemat dalam mengoreksi, boros dalam menegaskan. Oke, saya sudah beritahukan sebelumnya kan, ya nggak? Saya ulangi lagi deh. Remaja tidak berbeda dengan kita. Kita memerlukan banyak bantuan dan cinta sepanjang hari, setiap hari. Kita hidup untuk itu. Kita memerlukannya lebih lagi. Perbedaanya hanyalah beberapa remaja “melewati masa itu” yakni proses membentuk dan mengembangkan kepribadian mereka yang berbeda dari kemauan orang tua. Beberapa diantara nya melakukannya dengan baik, tapi lebih banyak yang gagal. Mereka menjengkelkan, tapi perlu dikasihi. Mereka sangat keras kepala tapi perlu kesabaran kita. Mereka sering melampaui batas, tapi mereka perlu kedewasaan dan perhatian kita. Kebanyakan anak-anak yang saya kenal tahu kalau mereka membuat kekacauan. Mereka tidak perlu kita untuk memberitahukan hal itu. Hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah merangkul mereka dan bertanya "Saya sangat sayang padamu, apa yang dapat saya lakukan?" Hal inilah yang memunculkan keajaiban bagi remaja dan hubungannya dengan anda.

    Pernahkah Anda bersikap keras? Pernahkah Anda berkata "Tidak!" Pernahkah anda mempraktekkan kasih yang benar-benar kuat untuk mengubahkan kehidupan remaja Anda? Tentu saja jika diperlukan. Jika anda mempraktekkan prinsip-prinsip tersebut, tentunya kita tidak perlu terlalu sering berkonfrontasi. Jika perlu, saya sarankan anda menemui pendeta atau penasihat Kristen yang dapat membantu anda berkomunikasi dengan baik dan menaruh harapan yang wajar. Seringkali, para penasihat menemukan bahwa problem yang dihadapi anak adalah sistemik, yaitu anak merefleksikan kesulitan seluruh anggota keluarga dalam berkomunikasi dan membina hubungan. Ini adalah kesempatan bagi semua untuk belajar dan bertumbuh. Mungkin agak menyakitkan, namun dapat menjadi pengalaman positif yang berharga bagi keluarga.

Group of friends. Illustration copyrighted. Anak remaja anda mungkin berbeda sedikit dari remaja lainnya. Setiap generasi memiliki kadar motif, gaya hidup, harapan dan mimpi yang berbeda. Tapi lingkungan sekolah dan pergaulan remaja anda sekarang sangatlah berbeda dari apa yang anda atau saya alami. Anda perlu tahu sehingga dapat mewaspadai bahaya serta segala kemungkinan yang ada.

Generasi milenium bukanlah sekelompok anak muda yang sulit dihadapi. Bahkan sebagai suatu kumpulan, merekalah hal yang paling menarik diamati pada masa ini. Mereka merasa memerlukan; mereka perlu keeratan hubungan; perlu tokoh yang dapat dipercaya. Jika saja kita dapat mengerti mereka, kita dapat secara tepat menciptakan lingkungan rumah kita seperti keinginan mereka serta menunjukkan makna hidup yang sebenarnya.


ChristianAnswers.Net
CAN Home
Shortcuts
Christian Answers Network HOMEPAGE dan DIREKTORI
Index

Pergaula Bebas Kalangan Remaja ,WASPADA!!!


Stop Seks BebasMasa remaja adalah masa yang paling berseri. Di masa remaja itu juga proses pencarian jati diri. Dan, disanalah para remaja banyak yang terjebak dalam pergaulan bebas.

Menurut Program Manajer Dkap PMI Provinsi Riau Nofdianto seiring Kota Pekanbaru menuju kota metropolitan, pergaulan bebas di kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup parah, terutama seks bebas. Mereka begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunya bukan hanya kalangan SMA, bahkan sudah merambat di kalangan SMP. ‘’Banyak kasus remaja putri yang hamil karena kecelakan padahal mereka tidak mengerti dan tidak tahu apa resiko yang akan dihadapinya,’’ kata cowok yang disapa Mareno ini pada Xpresi, Rabu (20/8) di ruang kerjanya.

Sejak berdirinya Dkap PMI tiga tahun lalu, kasus HIV dan hamil di luar nikah terus mengalami peningkatan. Setiap bulan ada 10-20 kasus. Mereka yang sebagian besar kalangan pelajar dan mahasiswa ini datang untuk melakukan konseling tanpa didampingi orang tua. ‘’Rata-rata mereka berusia 16-23. Bahkan ada yang berusia 14 tahun datang ke Dkap untuk konsultasi bahwa ia sudah hamil. Mereka yang melakukan konseling, ada datang sendiri, ada juga dengan pasangannya. Sebagian besar orang tua mereka tidak tahu,’’ ujarnya.

Meskipun begitu, lanjutnya para remaja yang mengalami ‘kecelakaan’ ini tak boleh dijauhi dan dibenci. ‘’Kita tidak pernah melarang mereka untuk melakukan hubungan seks, karena ketika dilarang atau kita menghakimi, mereka akan menjauhi kita. Makanya, Dkap disini merupakan teman curhat mereka dan kita memberikan solusi bersama. Seberat apapun masalahnya, kalau bersama bisa diatasi,’’ ungkapnya lagi.
Bukan hanya remaja nakal saja yang terjebak, anak baik pun bisa kena. ‘’Anak baik yang disebut anak rumah pun ada yang mengalami ‘kecelakaan’,’’ ucapnya.

Oleh sebab itu, sangat diperlukan pancegahan dini dengan memberikan pengetahuan seks. ‘’Pendidikan seks itu sangat penting sekali. Tapi, di masyarakat kita pendidikan seks itu masih dianggap tabu. Berdasarkan pengamatan kami, banyaknya remaja yang terjebak seks bebas ini dikarenakan mereka belum mengetahui tentang seks. Seks itu bukan hanya berhungan intim saja. Tapi, banyak sekali, bagaimana merawat organ vital, mencegah HIV dan lainnya. Pelajari seks itu secara benar supaya kita bisa hidup benar,’’ tuturnya.

Sementara itu, Martha Sari Uli pelajar SMAN 4 Pekanbaru mengaku interaksi bebas di kalangan remaja dalam pergaulan bebas, identik dengan kegiatan negatif. ‘’Banyak anak-anak remaja beranggapan bahwa masa remaja adalah masa paling indah dan selalu menjadi alasan sehingga banyak remaja yang menjadi korban dan menimbulkan sesuatu yang menyimpang,’’ ungkapnya ketika diminta komentarnya mengenai pergaulan bebas di kalangan remaja.

Senada dengan itu, Debora Juliana juga pelajar SMAN 4 Pekanbaru mengatakan pergaulan bebas itu saat ini sudah tidak tabu lagi, dan banyak remaja yang menjadikannya budaya modern. ‘’Pergaulan bebas berawal ketika remaja mulai melakukan perbuatan yang keluar dari jalur norma-norma yang berlaku di sekitar kehidupan kita. Sekarang banyak banget anak-anak seumuran kita sudah keluar dari jalurnya,’’ ujar cewek kelahiran 18 Juli 1993. ‘’Kalo aku nggak pernah melakukan hal tersebut dan jangan sampai lah,’’ tambahnya.

Di tempat terpisah, Ketua MUI Provinsi Riau Prof Dr H Mahdini MA mengatakan data yang ditemukan lebih banyak lagi anak-anak yang melakukan seks bebas. Maka diperlukan pencegahan. ‘’Saya meminta semua kalangan, baik para pendidik, orang tua, dan tokoh masyarakat agar memfungsikan tugas-tugas sosialnya,’’ pintanya.
Banyaknya kalangan remaja yang melakukan seks bebas, lanjutnya diindikasikan ada jaringan tertentu yang menggiring anak-anak ke hal yang negatif. Oleh karena itu, MUI menghimbau untuk menutup tempat yang berbau maksiat. ‘’Menutup tempat maksiat itu jauh lebih penting demi generasi muda,’’ sarannya.

Ditingkat pergaulan dalam kondisi hari ini, anak-anak bisa saja berbohong. Oleh sebab itu, sambungnya pengawasan orang tua harus diperketat. Tentu saja contoh perilaku orang tua sangat berperan.

Ia berharap, semua sekolah-sekolah tanpa terkecuali memperkuat kembali kehidupan beragama. ‘’Kita harus menanamkan nilai-nila agama sejak dini sehingga mereka memiliki kepribadian yang kuat,’’ katanya.

Hal yang sama juga diutarakan Drs Ali Anwar, kepala SMA 5 Pekanbaru. Menurutnya, akibat perkembangan zaman, ketika agama tidak lagi menjadi pokok dalam kehidupan banyak remaja yang terjebak dalam pergaulan bebas. ‘’Solusinya, kuatkan lagi ajaran agama. Baik di sekolah maupun di rumah agama merupakan kebutuhan pokok,’’ ucapnya.
Selain itu, orang tua harus lebih memperhatikan anaknya. ‘’Orang tua dan anak harus selalu berkomunikasi. Sehingga tahu persoalan anak,’’ ungkapnya.

Menyikapi hal ini, kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Drs HM Wardan MP mengatakan akan melakukan komunikasi dengan dinas pendidikan kabupaten/kota untuk membuat surat edaran ke sekolah-sekolah dalam mengantisipasi hal tersebut. ‘’Kita berharap jangan sampai terjadi hal tersebut karena akan merusak diri sendiri, sekolah, agama dan daerah,’’ ujarnya ketika ditemui usai acara pelantikan Persatuan Anak Guru Indonesia (Pagi) Provinsi Riau, Rabu (20/8) malam di Hotel Sahid Pekanbaru. (Dodi-Wido CCMD/nto)




Biang Keladi Pergaulan Bebas Remaja

Biang Keladi Pergaulan Bebas Remaja

July 24, 2006 by antz
Filed under Relationship, Sexuality

Leave a comment
Popularity: 21%

Eksploitasi seksual dalam video klip, majalah, televisi dan film-film ternyata mendorong para remaja untuk melakukan aktivitas seks secara sembarangan di usia muda. Dengan melihat tampilan atau tayangan seks di media, para remaja itu beranggapan bahwa seks adalah sesuatu yang bebas dilakukan oleh siapa saja, dimana saja.

Menurut Jane Brown, ilmuwan dari Universitas North Carolina yang memimpin proyek penelitian ini, semakin banyak remaja disuguhi dengan eksploitasi seks di media, maka mereka akan semakin berani mencoba seks di usia muda.

Sebelumnya para peneliti ini telah menemukan hubungan antara tayangan seks di televisi dengan perilaku seks para remaja. Dengan mengambil sampel sebanyak 1,017 remaja berusia 12 sampai 14 tahun dari Negara bagian North Carolina, AS yang disuguhi 264 tema seks dari film, televisi, pertunjukan, musik, dan majalah selama 2 tahun berturut-turut, mereka mendapatkan hasil yang sangat mengejutkan.

Secara umum, kelompok remaja yang paling banyak mendapat dorongan seksual dari media cenderung melakukan seks pada usia 14 hingga 16 tahun 2,2 kali lebih tinggi ketimbang remaja lain yang lebih sedikit melihat eksploitasi seks dari media.

Maka tidak mengherankan kalau tingkat kehamilan di luar nikah di Amerika Serikat sepuluh kali lipat lebih tinggi dibanding negara-negara industri maju lainnya, hingga penyakit menular seksual (PMS) kini menjadi ancaman kesehatan publik disana.

Pada saat yang sama, orang tua juga melakukan kesalahan dengan tidak memberikan pendidikan seks yang memadai di rumah, dan membiarkan anak-anak mereka mendapat pemahaman seks yang salah dari media. Akhirnya jangan heran kalau persepsi yang muncul tentang seks di kalangan remaja adalah sebagai sesuatu yang menyenangkan dan bebas dari resiko (kehamilan atau tertular penyakit kelamin).

Parahnya lagi, menurut hasil penelitian tersebut, para remaja yang terlanjur mendapat informasi seks yang salah dari media cenderung menganggap bahwa teman-teman sebaya mereka juga sudah terbiasa melakukan seks bebas. Mereka akhirnya mengadopsi begitu saja norma-norma sosial “tak nyata” yang sengaja dibuat oleh media.

Hasil penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal American Academy of Pediatrics, serta sebagian dalam Journal of Adolescent Health. Namun sayangnya, hasil penelitian tersebut belum melihat bagaimana dampak informasi seks di internet pada perilaku seks remaja.

Dengan mendapatkan temuan-temuan lain yang lebih konsisten, mungkin kita tak perlu menunggu lama untuk membuktikan bahwa media memiliki peranan penting dalam pembentukan norma seksual di kalangan remaja.

Kisi2 Pergaulan Remaja Masa Kini

Sekilas Pergaulan Remaja Sekarang


Peradaban materialis abad modern --dengan manfaat sebagai standar hidup-- terbukti telah dan akan terus membawa berbagai prahara kemanusiaan. Sistem kehidupan dengan landasan faham sekularis ini telah mencerabut nilai-nilai mulia dan agung dalam situs kehidupan masyarakat, sekaligus menenggelamkan derajat hidup masyarakat kepada pola-pola hidup rendahan, dan terus menggiring manusia ke jurang kemerosotan dan kemelaratan yang paling dalam. Kendati kemajuan materi telah tercapai –walau hanya untuk segelintir orang saja--, namun nilai-nilai akhlak, rasa kemanusiaan, perasaan rindu akan nilai-nilai rohani, semuanya telah tereliminasi dalam arena kehidupan seiring dengan menebalnya pelanggaran terhadap syari’at Islam. Hanya nilai materi dan kenikmatan jasmani saja yang menjadi nilai agung dan memimpin pola pikir dan sikap hidup di era masyarakat demikian.
Kebebasan pergaulan di kalangan remaja, seks bebas, di peradaban sekarang sudah menggila. Semuanya jelas terekam dalam mode busana, iklan (porno) –yang lebih pada eksploitasi terhadap wanita--, hiburan, cara berpikir mereka --yang lebih cenderung didominasi oleh piktor (pikiran kotor) dan moral yang bejat. Aktivitas seks pra nikah sudah mewabah dan menjalar bak virus yang mematikan.
Pola hidup waqi’iyyin (perilaku yang bertolak pada kenyataan yang tengah terjadi), sikap hedonis (menjadikan materi sebagai nilai yang paling tinggi dan menjadi tujuan hidup), dan gaya hidup permisiv (gaya hidup serba boleh) melanda sebagian besar remaja kita. Dalam hal ini, Barat seolah menjadi kiblat “kemajuan”. Musik, film, mode, dan semua gaya Barat –terlebih setelah adanya TV swasta— makin deras menggejala di kehidupan remaja. Remaja yang tidak memiliki keperibadian (Islamiy) yang kuat mudah sekali tercemar, sekaligus memunculkan pribadi yang terpecah (split personality). Ia seorang muslim, tetapi tingkah lakunya seperti artis Barat di layar kaca. Ia memang pengikut Nabi Muham-mad saw., tetapi senantiasa mengidolakan Bon Jovi. Bukan Al Qur’an dan Hadits Nabi lagi yang dihapalnya, namun bait-bait dari lagu Bon. Penampilannya juga sangat serupa dengan idolanya. Rambutnya gondrong, celananya jeans sobek, dan tak ketinggalan anting di telinganya. Yang wanita berpa-kaian modis –kebanyakan ala India--, tanpa peduli menutup aurat atau tidak. Malu rasanya bagi mereka kalau tidak mengukuti arus mode.
Lantas bagaimana dengan cara bergaul mereka? Film Melrose Place yang hadir semingu sekali atau film lain yang serupa, telah lebih cukup mengajarinya. Iklan –yang menjadi nafas Kapitalisme— senantiasa menghembuskan budaya hedonis, dan menjadi citra gaya hidup baru. Maka jadilah remaja kita seorang muslim dengan gaya hidup si Boy; rajin shalat, namun demen maksiat.
Akibat kronis dari itu semua sudah sangat terasa. Prahara seksual telah menjadi salah satu unsur nestapa dan mewabah di peradaban manusia abad kiwari. Manusia yang telah terdehumanisasikan, jiwanya semakin mengering. Pelecehan seksual, pacaran (sebelum nikah), pornografi, selingkuh, prostitusi, pemerkosaan, dan aborsi, bukan lagi merupakan kasus satu dua. Tapi sudah menjadi hiasan peradaban dan menyeruak di berbagai lorong kehi-dupan

Hal2 Positif N Negatif Pacaran

Hal2 Positif dulu deh:
em...bisa nambah semangat kita dalam belajar terus da yang perhatian ma kita.....pokoknya hal2 yang positif deh......

Hal2 Negatif:
kalau misalnya doi minta hal2 yang tidak baik kita wajib dan berani bilang NO. Jangan takut ,kalau doi ngambek gara2 kita ngak mau diajak"begono2",pertahankan prinsip kamu NO ML BEFORE MARRIED. Kalau doi ngancam ye....siap2 cari gebetan baru karena dy udah punya pikiran2 negatif.

Cara Berpacaran yang sehat

tidak usah terlalu gegabah kalau yang satu ntu.....let it flow aja yang penting bisa menjaga diri terutama kehormatan diri plus slalu diingat kehormatan ortu kt,ngaak mau kan klu ngelihat ortu kita malu cuma gara2 kelakuan kita..